• info@klinikcipanas.com
  • 085315181800

Mengenal lebih jauh tentang screen time untuk anak

Di era teknologi seperti saat ini, hampir seluruh aspek kehidupan kita tidak terlepas dari pengaruh teknologi. Bahkan penggunaan teknologi sudah menjadi bagian dari gaya hidup di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini berjalan seiring dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan manusia yang berkembang setiap harinya. Perangkat elektronik seperti televisi, komputer, laptop, smartphone, dan jenis-jenis gawai lainnya tidak hanya berperan sebagai media komunikasi, tetapi juga sebagai media rekreasi, dan media untuk memperoleh informasi. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia sudah mengenal elektronik.

Istilah screen time kini sedang marak dibicarakan di kalangan orang tua. Menurut Kementerian Kesehatan, screen time adalah waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi, menggunakan komputer/laptop, bermain video game, gawai. Sayangnya, screen time yang berlebih pada anak-anak dapat memberi pengaruh buruk bagi anak-anak. Hal ini salah satunya berhubungan dengan kebiasaan duduk terus-menerus ketika anak sedang menatap layar.

Saat ini, lebih dari 5 juta kematian di seluruh dunia pada seluruh kelompok usia setiap tahunnya disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik berdasarkan data WHO tahun 2019. Penelitian yang telah dilakukan oleh World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa dengan meningkatkan aktivitas fisik, mengurangi waktu duduk terus-terusan, dan memastikan jam tidur yang berkualitas pada anak-anak akan meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan kesejahteraan mereka. Selain itu, juga dapat membantu mencegah obesitas, rabun jauh atau mata minus, mata merah dan berair, dan stres pada anak.

Berikut adalah anjuran dari WHO mengenai screen time untuk anak di bawah usia 5 tahun:

  • Bayi (kurang dari 1 tahun): Screen time tidak disarankan.
  •  Anak usia 1-2 tahun: Untuk anak usia 1 tahun, screen time dengan sedikit
    bergerak (seperti duduk menonton TV atau video, bermain game komputer) tidak
    disarankan. Bagi anak usia 2 tahun, screen time dengan sedikit bergerak tidak
    boleh lebih dari 1 jam per hari; lebih sedikit lebih baik.
  • Anak usia 3-4 tahun: Screen time dengan sedikit bergerak tidak boleh lebih dari 1
    jam per hari; lebih sedikit lebih baik.

Bagi para orang tua yang memiliki anak berusia di bawah 5 tahun, kita dapat mengganti screen time dengan lebih banyak meluangkan waktu untuk aktif bermain, tentunya sambil memastikan anak mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas. Agar waktu santai atau istirahat lebih berkualitas, orang tua dapat menghabiskan waktu bersama anak dengan melakukan aktivitas interaktif tanpa layar, seperti membaca, bercerita, bernyanyi, dan bermain puzzle. Dengan menerapkan anjuran ini selama 5 tahun pertama kehidupan, tentunya juga dapat membantu perkembangan motorik dan kognitif anak-anak lebih maksimal.

Yuk, mulai membangun kebiasaan hidup sehat dan bijaksana pada anak-anak penerus kita sejak dini.

Sumber:
  • P2PTM Kemenkes RI. Pandemi COVID-19 ini membuat screen time pada anak meningkat, apa itu “Screen Time”?. 2021. 
  • World Health Organization (WHO). To grow up healthy, children need to sit less and play more: New WHO guidelines on physical activity, sedentary behaviour and sleep for children under 5 years of age. 2019. Geneva. 
Penulis: Jediael Kathryn Sadaita (Dokter Muda FK Unpad 2020)

Leave a comment