News Details
- adminlk
- 0 Comments
Skabies? Yuk Kenali Skabies!
Apa itu Skabies?
Skabies, disebut juga kudis, gudik, budukan, atau penyakit pondok, adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau tersebut memiliki beberapa karakteristik, yaitu berkembang biak dengan cara bertelur, sulit dilihat oleh mata, dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia selama 1 hari sampai 1 minggu, dan mati pada suhu ≥50℃ selama minimal 10 menit.
Apakah Skabies Menular?
Ya, scabies adalah penyakit yang menular. Scabies dapat menular melalui kontak kulit ke kulit secara langsung, namun biasanya membutuhkan durasi kontak kulit yang cukup lama untuk tungau scabies dapat berpindah ke orang lain, yaitu sekitar 30 menit. Cara penularan lain yang lebih sering terjadi adalah melalui pemakaian bersama barang-barang, seperti handuk, pakaian, dan alas tidur (sprei, selimut, kasur)
Kondisi yang mempermudah terjadinya penularan adalah:
- Tinggal di lingkungan padat penghuni, seperti pondok pesantren, sekolah, asrama, panti asuhan, panti jompo, penjara
- Tidak menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Gejala Skabies

Gejala khas skabies antara lain:
- Gatal hebat, terutama pada malam hari
- Menyerang sekelompok orang
- Adanya benjolan atau tonjolan kecil berwarna kemerahan pada kulit
- Adanya Lepuhan kecil berisi air pada kulit
- Adanya garis tipis berwarna coklat keabu-abuan pada kulit
- Lokasi yang paling sering terkena skabies adalah:
- Sela-sela jari
- Lipatan kulit: pergelangan tangan, lipat siku, ketiak
- Telapak tangan
- Perut
- Bokong
- Payudara dan alat kelamin
- Pada bayi: kulit kepala, wajah, leher, telapak tangan, telapak kaki
Pengobatan Skabies
Jika mengalami gejala skabies, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter akan meresepkan krim atau lotion anti tungau dan terkadang obat minum, tergantung kondisi pasien. Krim anti tungau dioleskan pada seluruh tubuh dari belakang telinga ke bawah, kecuali kepala dan wajah. Setelah dioles, krim didiamkan selama 8-14 jam, sehingga sebaiknya digunakan sesaat sebelum tidur. Setelah itu, dibilas hingga bersih. Pemakaian krim diulang setelah 7 hari. Gatal dapat menetap hingga 4 minggu setelah tungau dibasmi. Hal ini dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap sisa-sisa tungau di kulit.
Krim anti tungau sebaiknya juga digunakan oleh seluruh anggota keluarga serumah atau kontak dekat walaupun tidak memiliki gejala skabies, untuk mencegah perkembangan penyakit dan penularan ulang.
Pencegahan Penularan Skabies

Beberapa langkah sederhana dapat membantu mencegah penularan skabies:
- Hindari kontak kulit langsung dengan orang yang terinfeksi skabies
- Hindari saling meminjamkan pakaian, selimut, handuk, atau sprei yang telah digunakan oleh orang dengan skabies
- Bila ada anggota rumah yang terinfeksi, penting untuk mengobati semua orang di rumah pada waktu yang sama agar tidak saling menularkan kembali
- Pakaian, sprei, handuk, dan benda lainnya yang kontak langsung dengan kulit orang dengan skabies harus dicuci dan direndam di air panas dengan suhu minimal 50℃ selama 10 menit, atau disimpan dalam kantong plastik tertutup selama 3 hari sampai 1 minggu, atau dijemur di bawah terik matahari
- Untuk barang yang tidak dapat dicuci, seperti karpet, kasur, bantal, dan tempat duduk dari bahan busa atau berbulu, sebaiknya dibersihkan dengan penyedot debu dan dijemur di bawah terik matahari
- Jaga kebersihan diri dan lingkungan, seperti mandi setiap hari, mengganti pakaian setiap hari, dan rutin membersihkan tempat tidur.
Kesimpulan
Skabies dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia atau jenis kelamin, terutama jika terjadi kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Namun dengan mengenali gejalanya, menerapkan langkah-langkah pencegahan, dan mencari pengobatan segera, penularan dan dampak dari skabies dapat dicegah.
Referensi
Centers for Disease Contol and Prevention. “About Scabies.” CDC, 2024, https://www.cdc.gov/scabies/about/index.html. Accessed 12 October 2025.
PERDOSKI. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Spesialis Dermatologi dan Venerologi Indonesia. 2021.
Sutedja, Endang, et al. Dermatologi Venerologi dan Estetika. 2 ed., Unpad Press, 2024
Leave a comment