• info@klinikcipanas.com
  • 085315181800

Kanker Serviks? Yuk Kenali Lebih Dalam!

Oleh: Alexis Juliette, Dokter Muda FK Unpad 2021

Kanker serviks, atau kanker leher rahim, merupakan salah satu jenis kanker yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2021, kanker serviks menempati peringkat kedua terbanyak pada perempuan setelah kanker payudara, dengan 36.633 kasus (17,2% dari seluruh kanker pada wanita) dan angka kematian mencapai sekitar 21.000 kasus.

Penyebab Kanker Serviks

Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV), terutama tipe 16 dan 18. Virus ini menular melalui hubungan seksual, baik hubungan seksual melalui penetrasi vagina, anal, maupun oral.

Infeksi yang disebabkan oleh tipe virus HPV berisiko tinggi, yaitu tipe 16 dan 18, tidak hanya berhubungan dengan kanker serviks, tetapi juga dengan kanker vulva, vagina, penis, anus, hingga kanker saluran pernapasan atas. Sementara itu, HPV tipe lain, seperti tipe 6 dan 11 biasanya hanya menyebabkan penyakit kutil kelamin dan tidak menyebabkan kanker.

Yang memprihatinkan, 70% kasus kanker serviks baru terdeteksi pada stadium lanjut. Gejalanya pun kerap baru muncul setelah 15–20 tahun pada individu dengan sistem imun normal, atau lebih cepat (5–10 tahun) pada mereka dengan sistem imun lemah, misalnya pengidap HIV atau penyakit autoimun.

Vaksinasi HPV

Saat ini terdapat dua jenis vaksin HPV yang beredar di Indonesia, yakni bivalen dan kuadrivalen. Vaksinasi paling efektif diberikan pada remaja, khususnya perempuan yang belum aktif secara seksual.

Mengingat harga vaksin HPV cukup tinggi (sekitar Rp1 juta per dosis), pemerintah kini telah menyediakan program vaksinasi HPV gratis bagi anak perempuan kelas 5–6 SD melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Vaksin diberikan dalam dua dosis dengan jarak 6–15 bulan. Pemberian sebanyak dua kali ini dinilai cukup untuk membentuk antibodi yang efektif melawan HPV.

Gejala Kanker Serviks

Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Pendarahan abnormal melalui vagina (terutama setelah menopause)
  • Nyeri punggung
  • Kesulitan berkemih
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Keputihan tidak normal dengan bau menyengat
  • Menstruasi lebih lama dari biasanya
 
Deteksi Dini Kanker Serviks

Deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan melalui tiga metode utama. Pemeriksaan yang paling sederhana adalah tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat), di mana leher rahim diolesi cairan asam asetat untuk melihat perubahan warna. Pada kondisi normal, warna serviks tidak berubah, sedangkan adanya lesi pra-kanker akan tampak sebagai bercak putih. Metode ini cepat, murah, dan hasilnya dapat segera diketahui, sehingga dianjurkan dilakukan setiap 3–5 tahun sekali oleh perempuan yang sudah menikah.

Metode kedua adalah Pap smear, yaitu pengambilan sampel sel dari leher rahim untuk diperiksa di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya sel abnormal atau pra-kanker. Pap smear disarankan mulai dilakukan pada perempuan usia 21 tahun ke atas, dengan frekuensi 3–5 tahun sekali bila hasil pemeriksaan sebelumnya normal, sesuai dengan Permenkes No. 34/2015 tentang Penanggulangan Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim.

Metode terakhir, yang dinilai paling akurat meski jarang dilakukan, adalah tes HPV. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi keberadaan virus HPV berisiko tinggi dengan melihat perubahan DNA pada sel leher rahim. Tes HPV umumnya dianjurkan setiap lima tahun sekali.

Ketiga metode skrining ini hanya ditujukan bagi perempuan yang sudah aktif secara seksual, dan tidak disarankan dilakukan saat sedang menstruasi maupun dalam 24 jam setelah berhubungan seksual.

Mitos dan Fakta tentang Kanker Serviks
  • Mitos: Vaksin HPV hanya untuk remaja perempuan.
    Fakta: Vaksin dapat diberikan hingga usia 55 tahun, meski paling efektif pada usia muda atau sebelum aktif secara seksual.
  • Mitos: Kontrasepsi meningkatkan risiko kanker serviks.
    Fakta: Riset menunjukkan penggunaan IUD justru dapat menurunkan risiko. Kondom juga berperan penting dalam mencegah penularan HPV.
  • Mitos: Vaksinasi HPV menghilangkan kebutuhan skrining.
    Fakta: Vaksin mencegah sebagian besar kasus, namun tidak 100%. Skrining tetap diperlukan.
  • Mitos: Penderita kanker serviks tidak dapat disembuhkan.
    Fakta: Tersedia berbagai pilihan terapi sesuai stadium dan kondisi pasien.
  • Mitos: HPV dapat menular melalui toilet umum.
    Fakta: Penularan terutama terjadi melalui hubungan seksual.
 
Pencegahan Melalui Gaya Hidup Sehat

Selain vaksinasi dan skrining, pencegahan kanker serviks juga dapat dilakukan dengan menjalani pola hidup sehat sesuai anjuran CERDIK-C dari Kementerian Kesehatan:

  • C: Cek kesehatan secara berkala
  • E: Enyahkan asap rokok
  • R: Rajin beraktivitas fisik
  • D: Diet sehat dan gizi seimbang
  • I: Istirahat cukup
  • K: Kelola stres
  • C: Cegah kanker dengan deteksi dini

Kanker serviks masih menjadi masalah kesehatan serius bagi perempuan Indonesia. Namun, upaya pencegahan melalui vaksinasi dan deteksi dini terbukti efektif menekan angka kasus. Dengan kesadaran bersama, masa depan bebas kanker serviks bukanlah hal yang mustahil.

References

Cancer, C., Cancer, C., Cancer, L., Cancer, T. and Cancer, C., 2021. Cervical Cancer. [online] Singaporecancersociety.org.sg. Available at:
<https://www.singaporecancersociety.org.sg/learn-about-cancer/types-of-cancer/cervical-cancer.html>

Direktorat P2PTM. 2021. Deteksi Dini Kanker Serviks dengan IVA – Direktorat P2PTM. [online] Available at:
<http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/deteksi-dini-kanker-serviks-dengan-iva>

Hukor.kemkes.go.id. 2021. [online] Available at:
<http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._34_ttg_Penanggulangan_Kanker_Payudara_dan_Leher_Rahim_.pdf>

Idai.or.id. 2021. IDAI | Sekilas tentang Vaksin HPV. [online] Available at:
<https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/sekilas-tentang-vaksin-hpv>

Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks. 2021. Cara Mencegah Kanker Serviks Dengan Vaksin HPV. [online] Available at: <https://cegahkankerserviks.org/pencegahan>

Who.int. 2021. Human papillomavirus (HPV) and cervical cancer. [online] Available at:
<https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/human-papillomavirus-(hpv)-and-cervical-cancer>

Indonesian Cancer Care Community. 2021. [online] Available at: <https://iccc.id/serba-serbi-kanker-serviks>

Leave a comment