News Details
- adminlk
- 0 Comments
Intermittent Fasting vs Puasa Ramadhan
Apa Bedanya bagi Kesehatan?
Oleh: Izzati Faustina, Dokter Muda FK Unpad 2021

Puasa semakin populer sebagai metode untuk meningkatkan kesehatan, baik dalam bentuk Intermittent Fasting (IF) maupun Puasa Ramadhan. Keduanya memiliki manfaat yang hampir serupa, tetapi juga terdapat perbedaan mendasar dalam tujuan, aturan, dan dampaknya bagi tubuh.
Apa Itu Intermittent Fasting?
Intermittent Fasting (IF) kini menjadi salah satu metode diet yang sedang tren untuk menurunkan berat badan, karena dianggap efektif dalam mengatur pola makan dan meningkatkan pembakaran lemak. Ada beberapa metode IF yang umum dilakukan, seperti:
- 16:8 – Berpuasa selama 16 jam, makan dalam jendela waktu 8 jam.
- 5:2 – Mengonsumsi makanan normal selama 5 hari dan membatasi asupan kalori sekitar 500–600 kalori pada 2 hari lainnya.
- Eat-Stop-Eat – Berpuasa selama 24 jam sekali atau dua kali seminggu.
IF lebih fleksibel karena dapat disesuaikan dengan gaya hidup dan kebutuhan individu.
Apa Itu Puasa Ramadhan?
Puasa Ramadhan adalah ibadah yang dilakukan umat Muslim selama sebulan penuh dengan aturan:
- Tidak makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
- Tidak ada pengecualian terhadap jenis makanan yang dikonsumsi saat berbuka.
- Memiliki aspek spiritual yang kuat, termasuk meningkatkan kesabaran dan pengendalian diri.
Perbedaan Intermittent Fasting dan Puasa Ramadhan
Manfaat Kesehatan dari Kedua Jenis Puasa
Baik IF maupun Puasa Ramadhan memiliki manfaat kesehatan, seperti:
- Meningkatkan metabolisme – Membantu tubuh membakar lemak lebih efektif
terutama untuk menurunkan berat badan. - Mengontrol kadar gula darah – Mengurangi risiko diabetes tipe 2.
- Meningkatkan kesehatan jantung – Menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).
- Meningkatkan fungsi otak – Puasa dapat merangsang produksi Brain-Derived
Neurotrophic Factor (BDNF), yang baik untuk kesehatan otak.
Namun, puasa Ramadhan memiliki manfaat tambahan dalam kesehatan mental dan
spiritual, karena melibatkan aspek pengendalian diri dan refleksi diri yang lebih dalam.
Kesimpulan
Meskipun Intermittent Fasting dan Puasa Ramadhan memiliki beberapa kesamaan,
keduanya memiliki tujuan dan aturan yang berbeda. IF lebih fleksibel dalam penerapannya dan lebih fokus pada aspek kesehatan, sedangkan puasa Ramadhan adalah ibadah yang juga membawa manfaat kesehatan dan spiritual.
Perlu dipahami bahwa baik intermittent fasting maupun puasa Ramadhan tidak selalu berujung pada penurunan berat badan, terutama jika aspek penting seperti asupan kalori tidak diperhatikan. Untuk mencapai berat badan ideal, seseorang harus mengonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup dan menghindari makan berlebihan saat berbuka. Jika setelah berpuasa selama 12 jam seseorang justru terus makan hingga sahur tanpa kontrol, maka manfaat puasa dalam mengelola berat badan bisa menjadi sia-sia.
Bagi yang ingin mencoba Intermittent Fasting setelah Ramadhan, penting untuk menyesuaikan pola makan agar tetap seimbang dan tidak berlebihan saat berbuka.
Sumber:
- Harvard Medical School – Intermittent Fasting: What is it, and how does it work?
- Journal of Nutrition and Metabolism – Studi tentang manfaat Intermittent Fasting terhadap metabolisme dan kesehatan jantung. World Health Organization (WHO) – The Health Benefits of Fasting
- Islamic Medical Association – Penelitian tentang dampak puasa Ramadhan terhadap kesehatan fisik dan mental.
Leave a comment